Bahasa Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Bahasa Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Selembar Usang

Selembar usang mengupas jelatang
Kian mengundang hasrat tuk datang
Engkau duduk manis hasrat tuk datang
Disinari rembulan yang remang-remang
Kau lambaikan tangan membawa tangisan
Tak cukup ku beri hanya pelukan

Masih ingatkah dikau duhai sayang
Selembar usang yang kau selipkan
Kujadikan arah dan panutan
Dikala Gulita hendak datang
Ku pandangi arah yang tak bertuan

Ku rajut benang dengan sulaman
Tak cukup ku hias dengan senyuman
Menanti dikau di kala petang
Membawa selembar usang yang ku harapkan


Karya: Karmila Sari
Kelas: XII IPS3
2016

Rindu

Surya sepenggal tinggalkan aku
Derai bayang melukai siang
Menyambar resah dari tubuhku
Tinggallah retak menjadi penghubung
Jarum kasih menikam hatiku
Benang waktu melilit rindu padamu
Kemana kasih ku layarkan?
Kalau perahu di lautan menelan gelombang rindu
dan telah ku padamkan pelita hatimu untuk ku
Hari ini akan menari di atas kematian
Memaksa diri untuk bersuka
Walau derita membumbung di kesucian diri
Sementara aku terbuang
Habislah sudah air mataku
Tinggallah aku dengan kekeringan dan kesunyian


Karya : Kairatull Fadillah
Kelas : XII IPA 3
2016

Sajak Cinta Buat Yo

Di Palembang, Yo
Hanya di Palembang,
Burung-burung tidak lagi kepingin terbang ke udara
Dingin menusuk tulang, dan syalmu menanti
aku datang

Rindu ini begitu akut
Mengalahkan gagak-gagak
Di Tiang listrik yang khusuk menanti kematian

Di Palembang Yo, jembatan Ampera masih tegak
Membelah sungai Musi yang keruh
Cinta ini selalu penuh, meski terkadang angkuh
Tetapi sungguh
Tak ada kata-kata dari kesunyian
Yang lebih indah dari kenangan
Perjalanan denganmu



Karya: Sulastri
Kelas: XII IPA 2
2016

Andai Ku Temukan (Cerpen)

Karya: Wulan Sari Purnama
Kelas : XII IPA 3 2014


Brak...! Suara pintu dibanting, aku sangat ketakutan karena saat itu rumahku sunyi, sepi bagai ditelan bulan. Ku pandangi sela-sela kamarku aku mulai merinding ketakutan ditambah angin malam yang begitu kencang sehingga menembus kulit tubuhku bergetar tak terkendali.
Tiba-tiba datang kakek tua dengan seragam putih yang menutupi badannya. Lalu berkata"Kau pantas menemukannya" ujar kakek itu secara lantang. Aku pun kaget dengan kedatangannya secara tiba-tiba. "Maksudmu apa?" Tanyaku dengan suara menggeletar. Tanpa ku sadari kakek itu pun pergi secepat kilat dari pandanganku. Aku pun kaget bercampur takut. "Aneh, kakek itu orang apa setan menghilang secepat itu". Cetusku.
Ah... Ketakutanku semakin bertambah gencar di dalam pikiranku. Tiba-tiba plak....! Terdengar lagi pintu dibanting aku pun semakin takut dan mencoba perlahan-lahan untuk mendekati arah suara itu.
Aa...! Sibar cahaya tiba-tiba muncul dari atas rumahku kulihat sinar kuning emas yang muncul di dalam sinar itu. Saat ku pegang cahaya tersebut cahanyanya pun hilang dari pandangan mata. "Pertanda apa ini" tanyaku dalam hati.
Aku mulai termenung memikirkan keadaan ini dan muncul di pikiranku aku ingin membeli honda seperti teman-tamanku supaya aku pergi ke sekolah tidak jalan kaki lagi dan itu jauh dari rumahku.
Tiba- tiba dalam lamunanku terdengar kembali,suara pintu dibanting dari kamarku aku pin berteriak sekuat-kuatnya. Aa...! "Apa lagi itu? Jangan menakut-nakuti aku dong, aku tinggal di rumah sendirian, ampuni aku jika aku ada salah!" Tangisku sambil keringat bercucuran di keningku.
Tanpa disadari tiba-tiba datang lagi kakek itu di hadapanku aku pun kaget tanpa karuan. "Ayo ikuti aku! Kau akan menemukan sesuatu yang akan mewujudkan segala impianmu". Ujar kakek dengan suara lantang. "Tidak... Aku tidak kenal denganmu pokoknya aku tidak mau". Teriakku dengan suara lantang menerobos terowongan yang entah dari mana datangnya.
"Plak..." Hentikan tubuhku terdengar dari kasurku. Sekejap itu pun suasana berubah menjadi hiruk-pikuk. Orang-orang berlarian ke arah kamarku tanpa bisa ditanya satu pun. Aku pun hanya bisa melihat di sela-sela jendela kamarku seolah-olah aku berada di dunia lain.
Saat aku memegang jendela aku heran mengapa tubuhku bisa menembus benda- dan menerobos pintu "Ada apa dengan tubuhku ini? " Tanyaku dalam hati.
Tiba-tiba di kamar tidurku terdengar suara ledakan yang menggetarkan ruangan kamar dan mengeluarkan asap dari dalamnya. Aku pun kaget setengah mati dan lalu bergegas ke kamarku. Aku memasuki ruangan kamar yang penuh asap. Ku lihat di atas tempat tidurku ada kilauan cahaya emas yang memancar di depanku.
"Wah... Benda apa ini? Sepertinya emas batangan" aku pelan-pelan mengikuti benda tersebut. "Ya Allah rezeki dari mana ini? Aku tak menyangka ada emas batangan sebanyak ini di kamarku. Alhamdulillah" ucapku dalam hati.

Tak lama kemudian aku pun berteriak. Aaa... Kulihat orang di sampingku, Ibu dan ayahku sudah berada di sela tempat tidurku. Ah... Ternyata aku cuma mimpi. Huh... Sebalnya. Andaikan kutemukan dan kenyataan aku bisa membeli dan bisa membeli apa yang aku inginkan. Aku pun pergi meninggalkan mereka  dan pergi ke kamar mandi untuk mandi dan pergi ke sekolah. Ayah dan ibuku pun tercengang bercampur heran melihat tingkah laku ku. Di perjalanan pergi ke sekolah aku terus memikirkan mimpiku tadi. "Huh... Sevalnya mengapa harus mimpi? Walaupun menyeramkan tapi bisa mendapatkan apa yang ku inginkan" Cetusku.

Surat Rindu

   
Wahai malam
     Bawalah surat rinduku
     Dan bisikkan dalam sepi pada kasihku
Wahai malam
Bawalah surat rinduku
Dan bisikkan Gelap pada Kasihku
     Wahai malam
     Bawa surat rinduku
     Dan bisikkan dalam tidur kasihku
Wahai malam
Bawalah surat rinduku
Dan sampaikan pada tuhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang
Bagaimanakah setiap hari yang ku rindu


Karya : Supriono
Kelas : XII IPS 1 SMAN 1 Kubu
2014

Parasmu

 
Tanpa sengaja....
Mata ini berlari mengikuti bayangmu
Betapa bergejolak pikiran dan anganku
Ingin hati ku mengiringi getaran jiwaku
Bersama dan berdua mengarungi duniaku
   Parasmu ....
Memberi warna di kanvas yang suram
Hilangkan sepi yang mencekam
Akan ku ubah gurun menjadi kutub
Bukti cintamu buatku takjub
   Senyummu ....
Seakan pelangi di malam hari
   dan tangismu....
Membuat daun gugur di musim semi
Takkan ku biarkan kumbang mengusikmu
Tak ku rela semut menggigit kulitmu
Akan ku jaga kau untuk hatiku
karena kau adalah bunga manisku
   Takkan tergoyah akan peluru
   Walau tipu buatku ragu
   Takkan terlena oleh seniman
   Mengalunkan syair tanpa tulisan


Karya : Ade Krisna
Kelas : XII IPS 1 SMAN 1 Kubu
2014

Marahku

Marahku
Karya : Syafruddin, S.Pd.
(untuk yang tidak mendengarkan)

Kini
Malammu telah tiba
Kau siakan siang dan petang
Taubat? Hanya bukti yang tercatat
Sudah sering ku dengar kata yang berbau dusta
Tapi
Satu, dua mungkin bisa
Sekarang sumpahmu telah tumpah
dan tlah kau sapu dengan lidah
Aku hanya menilai
Aku hanya mengarah
Aku hanya bisa berkata setakat lidah
Kaulah yang berubah

Kini
Malammu telah tiba
Kunang-kunang di kepalaku saja telah tiada
Kini
Kau harus meraba
Pada malam yang buta

Kubu, 19 Desember 2013